-->

Daerah

Iklan


BPPKAD Sumenep Akan Berinovasi Maksimalkan PAD Melalui Hotel, Wisata dan Restoran

Portalindonesia.co
11/15/2019, 09:38 WIB Last Updated 2019-11-15T02:38:59Z
Kantor BPPKAD Kabupaten Sumenep

SUMENEP, Portalindonesia.co -Perkembangan perhotelan dan sektor wisata di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus mulai berkembang, untuk itu. Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Sumenep, akan terus berinovasi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Selain dari pajak bumi dan bangunan (PBB), saat ini Pemerintah Kabupaten setempat melalui BPPKAD tengah memaksimalkan PAD dari sektor restoran, hotel sampai tempat wisata.

Kepala BPPKAD Kabupaten Sumenep, Rudi Yuyiyanto menjelaskan tahun 2018 pencapaian pendapatan asli daerah Kabupaten Sumenep itu mencapai Rp 180 miliar atau sekitar 79,66% dengan target Rp 226 miliar.

"Kami menilai itu sudah mencapai target, sehingga tahun 2019 ini kami akan berinovasi untuk meningkatkan PAD dalam berbagai sektor, salah satunya wisata," katanya, Senin (28/10/2019).

Menurutnya, komponen yang berperan besar dalam meningkatkan PAD adalah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, pendapatan lain-lain yang sah, diantaranya Badan Usaha Milik Daerah.

Dikatakan, tahun 2018 lalu pencapaian PAD Sumenep sekitar Rp180 miliar. Dengan rincian pajak daerah 27,817 miliar terealisasi 30 miliar, retribusi daerah dari target 16 miliar terealisasi 13 miliar.

Sementara pengelolaan kekayaan daerah dari target Rp 18 miliar terealisasi 18 miliar. Sedangkan PAD paling besar dari target 163,545 miliar berhasil terealisasi 117 miliar.

"Ini menunjukkan bahwa kami terus berupaya agar PAD lebih baik atau meningkat dari tahun sebelumnya. Dan itu sudah terbukti," jelasnya.

Diketahui, BPPKAD Sumenep hampir setiap tahun selalu menambah pundi-pundi PAD. Itu dilakukan agar program pembangunan daerah terus berjalan.

"Semua itu agar program pembangunan yang bertujuan mensejahterakan masyarakat bisa terlaksana dan sesuai rencana," tandasnya.
Komentar

Tampilkan

Terkini