-->

Daerah

Iklan


Kasus Pembobolan Data Bank Milik WNA Dikembangkan, Dua Pelaku Diamankan

Portalindonesia.co
6/28/2021, 19:26 WIB Last Updated 2021-06-28T12:26:32Z

Kasus Pembobolan Data Bank Milik WNA Dikembangkan, Dua Pelaku Diamankan




SURABAYA, Portalindonesia.co - Sindikat kejahatan siber dengan kedok pembobol data akun bank maupun data kartu kredit kembali diungkap Unit III Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim. Ada dua pelaku dalam kasus ini yang diamankan polisi.


Dua pelaku tersebut berinisial FSR asal Bekasi dan AZ asal Jakarta. Penangkapan terhadap dua pelaku ini merupakan hasil pengakuan tersangka HTS yang ditangkap terlebih dulu. Peran HTS sendiri sebagai penampung data ilegal akses atau koodinator.


"Pelaku HTS waktu itu ditangkap di Bandara Juanda Surabaya. Setelah mengantongi keterangan dari pelaku, kemudian kami melakukan penyelidikan untuk melacak keberadaan dua pelaku (FSR dan AZ) ini," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Repli Handoko saat press rilis di Mapolda Jatim, Senin (28/6/2021).


Seperti diketahui sebelumnya, waktu itu HTS ditangkap dengan pelaku lain yang berinisial AD dan RS. HTS bertindak sebagai penampung data yang digunakan untuk sarana perbuatan ilegal akses.


Sedangkan AD bertindak sebagai eksekutor yang mengolah berbagai data yang dikirimkan dari tersangka HTS. Adapun RH bertindak selaku pengumpul data atau mencari data kartu kredit. Terakhir, RS berperan sebagai penyedia akun Paxful (data milik orang lain). 


"Dari hasil pemeriksaan terhadap HTS dihubungkan dengan barang bukti yang ada, diperoleh petunjuk yang mengarah kepada FSR," ujarnya.


FSR ini, lanjut Gatot, berperan sebagai penyedia layanan rekening bersama dan berhasil ditangkap polisi di Bekasi.


"Pemeriksaan terhadap HTS juga mengarah kepada tersangka lainnya yang memiliki peran sebagai data email (email result) ke tersangka HTS, yakni AZ di Jakarta," ucap Gatot. 


Wadirreskrimsus Polda Jatim AKBP Zulham Efendi menambahkan kasus ini terungkap saat patroli siber Polda Jatim menemukan akun Facebook milik HTS yang mengunggah suatu penawaran atau penjualan data, yaitu berupa data akun Bank Of America (BOA) milik WNA, data e-mail berisikan data kartu kredit dan data akun marketplace (Venmo, Paxful dan Indodax). 


"Dalam satu tahun, komplotan ini menghasilkan keuntungan hingga ratusan juta," katanya.


Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, para pelaku dijerat UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronika Pasal 32 ayat (2) Jo Pasal 48 ayat (2) dan Pasal 480 KUHP dan/atau Pasal 55, 56 KUHP. (Ady)

Komentar

Tampilkan

Terkini